Jumat, 26 April 2013

SOAL UTS EKOLOGI HEWAN


JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH  EKOLOGI HEWAN





Mata Kuliah
EKOLOGI HEWAN


FOTO
Dosen Pembina

Program Studi
 FKIP
Nama Mahasiswa dan NIM/Kelas
KHAIRUL UMAM/201110070311042/
BIOLOGI IVa






LOGO UMM










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
APRIL 2013










PETUNJUK PENGERJAAN TAKE HOME
1.        Untuk memahami soal-soal take home ini, sebaiknya Anda berdiskusi dengan teman. Lalu kemudian, silahkan jawab sesuai dengan literatur yang Anda miliki dan sesuai dengan pemahaman masing-masing. Jawaban yang menurut dosen pembimbing memiliki tingkat kesamaan tinggi/mencurigakan maka tidak akan diproses!
2.        Setiap jawaban sebaiknya juga dilengkapi dengan literatur. Jadi, jawab dulu sesuai dengan pemahaman Anda dan dukung dengan literatur! Tuliskan literatur yang anda gunakan pada bagian akhir. Jawaban yg bersumber dari buku dan jurnal ilmiah maka akan ada nilai tambah.
3.        Perhatikan teknik penulisan, banyak sedikitnya salah ketik dan kebakuan kalimat juga menjadi penilaian!
4.        Jawaban ini juga harus di-upload di blog masing-masing. Jika Anda bisa me-linkan jawaban dengan literatur maka ada nilai tambah.



SOAL
1.        Konsep waktu-suhu yang berlaku pada hewan  poikilotermik sangat berguna aplikasinya dalam pengendalian hama pertanian, khususnya dari golongan serangga. Jelaskan arti konsep waktu secara singkat, dan berikan contoh ulasannya terkait dengan kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.

Suatu pertumbuhan pada seluruh mahluk hidup sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor  waktu dan suhu lingkungan. Dimana kedua faktor ini sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Apabila  dikaitkan dengan hewan poikiloterm, yang mana hewan ini adalah hewan  yang suhu tubuhnya dapat berfluktuasi mengikuti fluktuasi suhu lingkungannya. Sehingga tak heran jika hewan ini tidak akan berkembang dengan baik apabila waktu suhu dan lingkungan dalam habitat yang di tempati tidak mendukung dan sesuai dengan suhu tubuh dari hewan poikiloterm tersebut.sehingga bila mana  suhu dibawah batas minimum atau pun maksimum meski dalam waktu yang cukup lama maka otomatis hewan poikiloterm tidak dapat melangsungkan kehidupan dengan baik. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan kesinambungan antara laju perkembangan suatu mahluk terutama pada hewan poikiloterm dengan suhu lingkungan.
Dari penjabaran yang telah di paparkan sebelumnya, sehingga pemahaman  terhadap konsep waktu-suhu pada pengendalian hama sangat diperlukan terutama bagi para petani guna mengetahui jenis suatu serangga atau hama yang akan menyebabkan kerugian bagi lawan pertanian. Selain itu dengan pemahaman konsep waktu-suhu maka kita akan dapat memprediksi jenis serangga yang akan menyerang sehingga sudah ada persiapan sebelumnya dalam membasmi hama atau serangga yang akan menyerang.
Pada penyerangan ulat bulu di Probolingko tahun kemarin jika dikaitkan dengan konsep waktu-suhu yang telah di ulas sebelumnya, bisa jadi cuaca pada lingkungan tersebut tidak stabil sehingga menyebabkan waktu-suhu daerah sekitar tidak konstan atau meningkat dari suhu normal. Dan akhirnya perkembangan suatu individu semakin cepat, yang mana pada saat tersebut suhu lingkungan di atas suhu ambang untuk pertumbuhan ulat bulu. Selama suhu lingkungan di atas suhu ambang dan tidak melampaui batas dari suhu minimum. Maka pertumbuhan ulat bulu tidak dapat terkontrol lagi.
Hal ini sesuai dengan makalah yang saya dapat dengan judul “APLIKASI KONSEP WAKTU – SUHU PADA HEWAN POIKILOTERM DALAM PENGENDALIAN HAMA PERTANIAN”. Suhu lingkungan menentukan suhu tubuh bagi hewan poikiloterm atau yang sering disebut hewan berdarah dingin. Dan yang lebih pentingnya lagi suhu menjadi faktor pembatas bagi makhluk hidup terutama hewan poikiloterm.  Suhu tubuh menentukan kerja enzim-enzim yang diperlukan oleh tubuh makhluk hidup yang berfungsi membantu proses metabolisme dalam tubuh. Dari sudut pandang ekologi, suhu lingkungan sangat penting terutama bagi hewan poikiloterm untuk aktivitas dan pengaruh terhadap laju perkembangannya. Dalam suatu kisaran suhu tertentu, antara laju perkembangan dengan suhu lingkungan terdapat hubungan linier. Hewan poikiloterm lama waktu perkembangan akan berbeda pada suhu lingkungan yang berbeda. Jadi setiap lama waktu perkembangan selalu disertai dengan kisaran suhu proses berlangsungnya perkembangan tersebut. Pada hewan poikiloterm, waktu merupakan fungsi dari suhu lingkungan, maka kombinasi waktu-suhu yang sering dinamakan waktu fisiologis itu mempunyai arti penting.


2.        Jelaskan pemanfaatan konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse, fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka!
Konsep kelimpahan disina ialah konsep yang mana menggambarkan keanekaragaman jenis hewan pada suatu ekosisitem yang semakin kecil. Sebagai contoh ialah kanguru yang hanya dominan di  benua aurtralia. Sehingga tingkat kelimpahan suatua kanguru semakin kecil. perlu adanya penangan khusus dalam menanggapi konsep kelimpahan pada apilikasi penerapan hewan langkah agar tidak menjadi punah dalam suatu ekosistem.
Konsep intensitas disini adalah konsep dimana keadaan tingkat atau kekuatan dalam menghadapi suatau keadaan . Bila mana dikaitakan dengan hewan langkah. Suatu contoh adaalah kanguru maka dimana Tingkat intensitasnya sangatlah rendah dalam beradaptasi dengan alam. Dengan rendahnya tingkat intensitas suatu hewan membuat membuat relung kehidupan akan semakin sempit, andaikan ini terjadi maka hewan langkah pun akan menjadi punah
Prevalensi adalah insidensi atau insidens baru dalam suatu tingkat populasi yang mana akan menyebabkan suatu problem terhadap kelangsungan hidup bagi suatu organisme. Suatu penyakit dapat juga disebut sebagai prevalensi dimana dalam konteks ini penyakit dapat membuat kelangsungan hidup suatu organisme menjadi tidak stabil. Sehingga bila mana prevalensi tidak dapat diatasi maka kelangkahan suatu organisme akan semakin meninggkat dan lama-kelamaan akan menyebabkan suatu kepunhana.
Dispersi disini ialah fenomena dalam populasi dalam suatu ekosistem yang mempengaruhi adanya suatu kerenggangan antara individu satu dengan yang lainnya. Sehingga menyebabkan tidak adanya suatu interaksi dalam kelangsungan hidup suatu organisme. Bila mana ini terus dibiarkan begitu saja maka suatu mahluk hidup akan mengalamii yang namanya kelangkahan dan jika problem tersebut terjadi secara berkontinyu maka kepunahan akan segera menghampiri.
Konsep fekunditas berbanding lurus terhadap suatu kelangkaan mahluk hidup dimana fekunditas itu sendiri mencakup pada  laju reproduksi dalam menghasilkan keturunan dalam mempertahankan suatu kelangsungan hidup organisme. Mulai dari jumlah keturunan yang dihasilkan hingga lama proses yang dibutuhkan. Organisme yang hanya dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah sangant sedikit dan membutuhkan waktu yang cukup lama, maka mahluk hidup tersebut dikawatirkan akan mengalami suatu kelangkaan. Disamping itu fakunditas disini selain di tinjau dari genetik faktor lingkungan dimana mahluk hidup berada juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup dalam menghasilkan keturunan.
Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi. Dalam biologi, fekunditas adalah lajreproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Dalam bidang demografi[1][2], fekunditas adalah kapasitas reproduksi potensial suatu individu ataupun populasi. Fekunditas berada di bawah kontrol genetikmaupun lingkungan dan merupakan ukuran utama kebugaran biologi suatu spesies.
Kelulushidupan sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu mahluk hidup. Karena kita mengetahui bahwa dalam suatu ekosisitem pasti akan terjadi yang namanya seleksi alam. Dimana dalam konteks ini hewan yang dapat bertahan dan menjalani suatu seleksi tersebut maka ia dapat melangsungkan kelangsungan hidupnya.  Apabila hewan tersebut tidak dapat bertahan dalam seleksi alam maka suatu kelangkaan yang akan menghampiri hewan tersebut. bila mana ini terus terjadi maka kepunahan yang adang menghampirinya. Seperti contoh adlah dinasaurus yang telah punah akibat dari tidak dapatnya bertahan dalam menjalani seleksi alam.


3.        Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitoidisme, dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!

Dalam suatu ekosistem pasti akan adanya suatu interaksi baik dari sesama spesies atau dari spesies lain. Adanya interaksi ini akan menyebabkan suatu ketergantungan atau kebutuhan antar sesamanya, hal ini yang biasa kita kenal dengan sebutan simbiosis mutualisme dimana adanya interaksi dari kedua mahluk hidup akan menghasilkan keuntungan bagi keduanya. Walaupun demikian tidak selamanya suatu intetaksi akan menghasilkan keuntungan bagi kedunya. Ada juga yang tidak menguntungkan bagi keduanya atau berpihak sebelah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan simbiosis parasitisme. Yang mana interaksi ini akan menyebabkan kerugian bagi salah satu organisme lain.
Pada simbiosis parasitisme atau parasit ialah suatu organisme yang bersifat parasit menempel pada organisme yang lain yang kita dalam bahasa biologi yaitu hospes. Dimana interaksi ini akan menyebabkan kerugian bagi hospes dimana organisme yang bersifat parasit ini akan mengambil sebagian kebutuhan hidup mulai dari makanan hingga energi dari hospes, sehingga hospes akan mengalami kematian secara perlahan-lahan. Contoh  : pada pengendalian hama ulat api pada kelapa sawit dengan menggunakan virus β Nadaurelia MNPV, dimana jenis virus ini sangat efektif membasmi hama pada fase ulat. Virus ini akan menempel pada tubuh inang ulat api untuk menjadi parasit dan mengambil seluruh energi dan makanan dalam tubuh ulat api. Secara tidak langsung ulat api akan mengalami kematian.
Dalam sebuah buku yang berjudul : “Biologi interaktif kelas X.” Simbiosis parasitisme merupakan suatu bentuk hubungan antara dua mahluk hidup, mahluk hidup pertama mendapat keuntungan dan mahluk hidup yang lain mendapat kerugian.
( http://books.google.co.id/books?id=YeYAR_CL8aYC&pg=PA166&dq=parasitisme&hl=en&sa=X&ei=Y6RwUZmxI4S4rAehlYCYAg&redir_esc=y#v=onepage&q=parasitisme&f=false)
            Berbeda halnya dengan parasitodisme. Dimana simbiosis ini juga mengalami adanya kerugian bagi salah satu pihak dari adanya interaksi suatu mahluk hidup. Hanya saja yang membedakan adalah konteks dari parasit tersebut, dimana parasitodisme disini ialah khusus buat kelompok insecta atau yang kita kenal dengan serangga pada perilaku perkembangbiakannya. Kita tau bahwa serangga dalam perkembangbiakannya mempunyai fase lebih dari satu atau sering kita sebut dengan metamorfosis baik sempurna atau pun tidak sempurna. Contoh : pengguanaan telur tawon pada ulat yang menyerang lawan pertanian, dimana telur tawon tersebut akan menetas menjadi larva pada tubuh ulat penyerang lahan pertanian. Dimana larva tersebut secara perlahan-lahan akan mengambil cairan metabolisme pada ulat. Sehingga ulat tersebut lama-kelamaan akan mengalami yang namanya suatu kematian.
Parasitoid ialah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada atas di organisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses itu. Kemudian parasitoid mirip dengan parasit khusus kecuali dalam nasib inang tertentu. Dalam hubungan parasit khusus, parasit dan inang hidup berdampingan tanpa kerusakan mematikan pada inang. Khasnya, parasit mengambil cukup bahan makanan untuk tumbuh tanpa mencegah inang berkembang biak. Dalam hubungan parasitoid, inang dibunuh, normalnya sebelum melahirkan keturunan.( http://w.htysite.com/hama%20musuh%20alami%2002.html)

4.        Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar konsep-konsep dalam ekologi hewan? Berikan contoh riilnya!

Pemahaman nilai sikap dan karakter sangat diperlukan dalam pembelajaran konsep-konsep dalam ekologi yang harus ditumbuhkan adalah adanya rasa kepudulian, menjaga dan ingin tau pada suatu ekosistem hewan. Baik dalam bentuk abiiotik ataupun abiotik. Dalam hal ini ada tiga konteks teori n etika lingkunga yang harus di tumbuhkan diantaranya yaitu : antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
Antroposentrisme adalah etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Dimana rasa kepedulian sangat diperlukan di alam semesta tersebut. karena yang menjadi penguasa dalam alam ialah manusia sendiri. Sebagai mana diketahui bahwa dalam diri manusia ada sosok sebagai pelindung, pemakai atau pun perusak. Sehingga pembentukan rasa sebagai pelindung sangat diperlukan dalam melestarikan ekologi hewan tersebut. biosentrisme di sini ialah etika dimana suatu kehidupan mempunyai makna dan peran dalam menunjang kehidupan lain. Dengan kata lain sebelum bertindak semena-mena pada suatu ekosistem hewan kita akan mempunyai pemikiran dimana pada suatu mahluk hidup mempunyai peran bagi mahluk hidup lain. Pandangan ekosentrisme ini memahami bahwa secara ekologis makhluk hidup dan lingkungan abiotiknya saling terkait, tidak terpisah, sehingga kewajiban dan tanggung jawab moral manusia tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup, melainkan juga berlaku kepada anggota atau realita ekologi.( http://www.contohmakalah.net/pdf/pembelajaran-ekologi)
Kepedulian terhadap hewan langkah dengan cara menjaga dan melestarikan hewan tersebut agar tidak punah sangatlah penting. Salah satu caranya adalah melindungi hewan langkah yang ada di hutan dari para pemburu liar. Dimana pemburu ini akan mengancam kelangsungan hidup dari hewan tersebut. dengan cara menjaga dan melestarikan hewan langkah  kita sudah menerapkan etika  biosentrisme dalam kajian ekologi hewan langkah. etika dimana suatu kehidupan mempunyai makna dan peran dalam menunjang kehidupan lain.

5.        Uraikan satu contoh pemanfaatan indikator hewan untuk monitoring kondisi lingkungan secara mendetail, mulai dari jenis, prinsip dan praktik pemanfaatannya!
Pada cacing tanah merupakan hewan yang yang termasuk dalam phylum annelida dimana cacing ini dapat menunjukan tanah yang subur.  cacing dapat menurunkan ph tanah, cacing tanah juga dapat memakan tanah dalam waktu 24jam melebihi dari berat badan sang cacing. Cacing tanah dapat hidup baik pada tingkat keasaman yang tinggi ataupun dengan kadar kelembapan yang rendah, dan suhu 15—31oC. Cacing tanah berfungsi menyebarkan kembali zat-zat organik dalam tanah dengan cara mengonsumsi, memecahnya, dan mengeluarkannya kembali.
Dalam kotoran cacing masih banyak mikroba-mikroba yang dikularkan oleh cacing. . Dimaa mikroba tersebut akan merubah kotoran cacing tanah menjadi humus yang kaya zat hara yang bisa diserap akar tanaman.dalam proses penguraian di dalam tanah Hasilnya berupa kotoran tanah yang mengandung banyak nitrogen. Dimana nitrogen tersebut lah yang membuat tanah di sekitar tempat tinggal cacing tanah sangat cocok untuk semua jenis tanaman. Tak heran jika cacing tanah dikategorikan sebagai hewan indikator terhadap lahan yang subur.
Selain itu kini kotoran yang banyak mengandung nitrogen juga dapat dikembangkan menjadi pupuk. Karena kandungan yang cocok untuk semua jenis tumbuhan. Dimana kandungan pupuk cacing ini tidak kalah dengan pupuk kimia.( http://iswaraorchid.wordpress.com/2008/11/06/cacing-tanah-indikator-kesuburan-tanah/



6.        Apakah manfaat pengetahuan tentang relung bagi aktivitas konservasi? Berikan salah satu contoh hewan langka, lakukan kajian tentang relungnya. (dalam satu kelas, hewan yang dikaji tidak boleh sama)!

Pengetahuan tentang relung mempunyai manfaat yang sangat besar tertama dalam melakukan aktivitas konservasi. Dimana relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas serta kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang berbeda (Odum, 1993). 
Dengan pengetahuan relung yang telah diketahui, kita dapat mengenal lebih dalam kajian relung yang akan kita pelajari. Ibarat sebuah pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Maka dengan sebuah perkenalan yang lebih mendalam kita akan lebih tau kajian-kajian dari hewan yang kita ketahui sebelum melakukan konservasi, yang mana kajian aspek yang diketahui diantaranya ialah mencakup ruang fisik yang diduduki organisme , peranan fungsionalnya di dalam masyarakatnya (misal: posisi trofik) serta posisinya dalam kondisi lingkungan tempat tinggalnya dan keadaan lain dari keberadaannya itu.
Salah satu contoh hewan langkah ialah kanguru yang mana hewan ini merupakan hewan asli dari benua australia meskipun di indonesia terdapat pula walau hanya berada di bagian timur yaitu papua. Hewan ini mempunyai habitat di daerah tropis.kehidupan kenguru berkelompok. Yang paling mendasar dalam hewan ini ialah adanya kantung yang terdapat di bagian depan . kantung tersebut berguna sebagai tempat penyimpan dan pelindung bagi anak-anak mereka.dalam melangsungkan kehidupannya kanguru termasuk hewan yang herbivora yang mana adalah hewan yang torgolong dalam pemakan tumbuhan. Selain itu keunikan dari hewan ini dalam bergerak dia melakukan dengan cara melompat






Tidak ada komentar:

Posting Komentar